Senin, 19 September 2011

menghargai bangsa

Mengingat kejadian akhir-akhir ini, alangkah baiknya apabila setiap manusia memunyai pola pikir yang tidak lepas dari empati. Bagaimana tidak? Pendidikan sebagai basis kekuatan sebuah bangsa, seharusnya memberi ruang bagi peserta didik untuk terbuka terhadap perbedaan yang ada. Memang beberapa institusi pendidikan ada yang memberikan ruang ini, melalui kegiatan yang menanamkan pola pikir. Namun, masih juga ada institusi pendidikan yang belum memberikan ruang ini bagi peserta didik. Supaya penanaman nilai ini bisa berjalan secara continue, maka sudah saatnya penanaman nilai tertentu masuk dalam kurikulum.
Mengapa harus melalui dunia pendidikan? Saya pribadi masih meyakini bahwa pendidikan adalah jalan terbaik dalam membentuk karakter manusia. Selain keluarga tentunya. Dulu, saya masih ingat akan pendidikan budi pekerti, yang mengajarkan mengenai kesadaran akan perilaku bagi peserta didik. Dalam kamus bahasa Indonesia, secara umum diartikan sebagai kesadaran yang ditampilkan oleh seseorang dalam berperilaku. Secara garis besar ada elemen budi pekerti yang mengajarkan untuk saling menghormati dan menghargai juga membiasakan diri untuk sopan santun. Karena dibutuhkan kesadaran, maka ada proses berkelanjutan untuk menanamkan pola ini terhadap peserta didik. Sehingga nantinya, dalam titik kesadaran tertentu setiap peserta didik berani untuk mengambil sikap yang berkaitan dengan hidupnya. Dengan dasar ini kiranya, cukup untuk membuat generasi sekarang lebih terbuka terhadap perbedaan. Karena perbedaan itu memang ada dan ini adalah fakta di sekeliling kita, maka penanaman nilai di dalam budi pekerti segera dapat direalisasikan.
Selain melalui jalur pendidikan, dan yang terpenting adalah bertumbuh serta berkembang di tengah keluarga. Yang sekarang perlu kita lihat adalah metode untuk merealisasikannya. Karena melalui jalur pendidikan formal dan maupun non formal, metode pedagogi kiranya masih relevan untuk digunakan. Namun perlu didukung dengan metode andragogi yang lebih bersifat saling membantu dan membangun proses pembelajaran bersama. Sehingga secara kemanusiaan peserta didik akan bertumbuh dewasa dan memunyai kesadaran akan hakekat kebebasan dalam menentukan arah tujuan hidup. Di sinilah letak pendewasaan diri berdasarkan pengalaman hidup, dengan melihat dan mengamati merupakan sarana dalam menemukan arti maupun makna perbedaan yang ada. Dan setiap pengalaman akan selalu dibenturkan dengan elemen yang bersifat menolak, maka setiap pribadi akan diuji dalam sebuah proses hidup terus menerus. Selanjutnya, setiap pribadi akan berjumpa pada sebuah kesadaran, yang pada kenyataannya, peradaban manusia dibangun atas dasar perbedaan.
Sebenarnya perbedaan yang ada adalah sebuah dinamika/proses saling belajar untuk rendah hati. Dan perbedaan itu tidak bisa dipaksakan untuk harus sama. Justru itu, sejauh penanaman budi pekerti dapat dimiliki oleh setiap peserta didik, maka generasi bangsa ini akan semakin dipulihkan dan melihat perbedaan bukan sebagai ancaman. Barangkali ini bukan hanya sekedar tataran imajinasi maupun pemikiran saja, melainkan sebuah pergumulan hidup yang membentuk pribadi semakin dewasa dalam menghargai ,menghormati dan terbuka.
Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar